BANDUNG, FTV CHANNEL WIDYATAMA.AC.ID – SAHABAT FTV, scoring film menjadi sebuah departemen yang sangat penting dalam dunia perfilman. Perpaduan antara elemen visual dan audio mampu memberikan atmosfer cerita yang semakin kuat dan menjadi lebih hidup. Namun, kehadiran musik dalam film justru seringkali terabaikan.
Praktik scoring sendiri mulai muncul pada tahun 1940-an. Bentuk awalnya merupakan sebuah pertunjukan musik orkestra yang mengiringi pemutaran film bisu. Penggabungan visual dan audio merupakan sebuah penemuan hebat kala itu. Dengan perpaduan tersebut, imajinasi penonton terseret lebih dalam saat menikmati sebuah film.
Scoring film dapat menjadi identitas sebuah film, dimana “My Heart Will Go On” yang ditulis oleh James Horner merupakan identitas dari fim Titanic. Selain itu, scoring film juga dapat memperkuat karakter tokoh di dalam film. Contohnya, karakter Joker yang diperankan oleh mendiang Heath Ledger dalam film Batman: The Dark Knight. Dalam film tersebut, sosok Joker lekat dengan theme song “Why So Serious” gubahan komposer music Hans Zimmer.
Permainan string section yang ditambah dengan komposisi tabuhan drum serta perkusi di dalamnya menegaskan sosok Joker yang terkesan seperti penjahat kelas kakap dengan pemikirannya yang rumit. Sehingga, karakter Joker semakin terbentuk sempurna pada film ini.
Film scoring tidak sama dengan soundtrack atau original song, biasanya scoring film tidak memiliki lirik dan mendukung suatu adegan yang terdapat pada film. Dalam scoring film, biasanya terdiri dari tiga karakter yaitu temp track, structure dan source music.
Indera pendengaran memiliki respon yang lebih luas dibandingkan dengan indera penglihatan, ketika kedua indera tersebut mengalami respon yang sama terhadap dua sumber yakni audio dan visual, maka semakin banyak pesan baru yang akan diterima oleh otak. Musik sebagai media audio, tentu saja memiliki peranan yang sangat penting, bahkan dalam arena seni lainnya. ***AS
