KALIMANTAN TIMUR, FTV CHANNEL WIDYATAMA.AC.ID – Sahabat FTV, pernahkah kalian membayangkan kalau tiba-tiba di halaman rumah muncul seekor binatang besar yang biasanya hidup liar di hutan. Wajar saja kalau peristiwa itu membuat heboh.
Baru-baru ini, warga Desa Lusan Kecamatan Muara Komam Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur, dibuat heboh atas kemunculan orangutan di permukiman warga. Orangutan itu muncul secara tiba-tiba di belakang rumah Kepala Desa sekira pukul 14.00 waktu setempat, pada hari Senin 7 Juni 2021 lalu. Istri Kepala Desa yang mengetahui kemunculannya pertama kali. “Istri saya lihat dia muncul di belakang rumah. Loh kok ada monyet besar. Saya dan istri langsung menutup pintu dan lari keluar rumah”, kata Kades Lusan, M.Irham.
Tak butuh waktu lama, kapolsek beserta camat dan babinsa datang ke lokasi setelah ditelpon oleh Irham. Orangutan tersebut ternyata jinak. Ia terlihat sangat lemah karena diduga kelaparan. Wargapun segera memberinya makanan. Masyarakat tahu bahwa orangutan adalah salah satu hewan yang dilindungi.
Irham menduga orangutan tersebut kabur dari penangkaran, karena warganya tidak ada yang memelihara hewan sejenis itu. “Kalau orangutan liar, mestinya takut dengan manusia, tapi ini justru sebaliknya,” ujarnya. Dikutip dari Okezone.com (9/6), Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Balai KSDA Kalimantan Timur, Suriawati Halim mengatakan, saat ini pihaknya telah menerjunkan personil gabungan petugas BKSDA dibantu Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF). “Kita juga meminta bantuan perangkat desa setempat serta pihak keamanan agar warga untuk tidak dulu mendekat atau juga memberi pakan,” pungkasnya. Namun sayangnya, imbauan itu tidak terjadi. Dari foto yang ada, terlihat warga desa memberi makan pada orangutan tersebut.
Orangutan adalah hewan yang hidup di hutan hujan tropis dengan ketinggian 500-1000 mdpl. Di seluruh dunia, hanya ada di Indonesia dan Malaysia, khususnya di Sumatra dan Kalimantan. Mereka tergolong hewan arboreal yang lebih banyak menghabiskan hidupnya di pepohonan yang tinggi, tidak seperti gorilla dan simpanse yang lebih banyak di atas tanah (golongan hewan terrestrial). Orangutan memakan biji-bijian, buah-buahan, kulit kayu dan pucuk-pucuk daun serta beberapa macam serangga.
Saat ini, populasi orangutan menurun tajam. Oleh karenanya, mereka termasuk hewan yang dilindungi. Dulu, di hutan Kalimantan, terdapat 35.000 sampai 55.000 individu. Namun setelah survei ulang di tahun 2019, menjadi sekitar 14.000 an individu saja. Saat ini, populasi di Kalimantan dan Sumatra sudah sama-sama kritis, menurut pakar Orangutan Universitas Indonesia Rondang Siregar di Jakarta Pusat kepada Kompas.com.
Orangutan, merupakan hewan yang reproduksinya tergolong paling lambat di antara semua hewan primata di dunia. Satu individu orangutan betina, hanya melahirkan satu anak setiap 7 sampai 8 tahun, dengan lama kandungan berkisar antara 8,5 sampai 9 bulan, mirip dengan manusia. Anaknya pun baru mandiri pada umur 6 sampai 7 tahun, karena banyak hal yang harus diajarkan oleh induknya untuk bertahan hidup (sumber : https://id.wikipedia.org)
Selain memang karena faktor lambatnya pola reproduksi, juga karena habitatnya yang semakin sempit. Banyaknya hutan yang dibuka untuk berbagai keperluan manusia, membuat mereka kehilangan tempat tinggal dan sumber kehidupannya.
Sahabat FTV, peristiwa ini menjadi sebuah ironi karena kabupaten Penajam adalah wilayah yang akan dijadikan ibukota baru negara kita. Semoga saja peristiwa viral dan menyedihkan ini menjadi perhatian semua pihak yang berwenang. ***RahmanD
