Serba Serbi Dunia Kita

Melihat Seberapa Bersih Green Energy di Film Dokumenter “Planets of the Human”

BANDUNG, FTV CHANNEL WIDYATAMA.AC.ID – Sahabat FTV, kehadiran teknologi energi terbarukan yang semakin pesat, merupakan hasil gagasan agar manusia dapat hidup di bumi dengan ramah terhadap iklim dan lingkungan.

Muncul banyak harapan agar energi hijau yang dapat diperoleh secara terus menerus dapat menggantikan sumber energi dari bahan bakar fosil yang terbatas dan merusak iklim dan lingkungan. Namun benarkah teknologi energi terbarukan dapat menciptakan energi dengan bersih dan menggantikan sumber energi berbahan bakar fosil ?

 Itulah pertanyaan kritis yang dimunculkan dalam sebuah film dokumenter berjudul “Planets of the Humans” yang dirilis tahun 2020 di channel Youtube milik permbuatnya “Michael Moore”.  Film dokumenter tersebut cukup kontroversial pada saat perilisannya pertengahan tahun 2019. Sejak ditayangkan di Youtube pada tahun 2020,  film “Planets of the Humans” telah mencapai 11,3 juta “viewers”.

Film dokumenter “Planet of Humans”, meraih penonton 13,3 juta (Foto taken from Youtube)

Film berdurasi 100 menit yang disutradarai oleh Jeff Gibbs dan diproduseri oleh Michael Moore ini melihat secara kritis gerakan energi hijau yang di mulai dari kebijakan Presiden Amerika Barrack Obama yang menggulirkan dana miliaran dollar untuk energi terbarukan. Film ini diawali dengan sebuah pertanyaan menggeltik yang diajukan narator, “berapa lamakah manusia bisa hidup di dunia ?”. Pada “scene” berikutnya muncul sederet orang yang memberi jawaban dengan berbagai perspektif masing-masing.       

Film dokumenter ini membahas energi terbarukan yang digadang-gadang bersih dan dapat menggantikan sumber energi dari bahan bakar fosil ternyata juga menimbulkan masalah ekologis. Salah satu bagian  dalam film dokumenter ini menunjukan bagaimana proses pembuatan panel surya dan turbin angin menggunakan bahan material tambang dan proses produksi yang menimbulkan masalah ekologis karenanya.

 Film ini mendapat banyak kritik dari ilmuwan iklim  karena klaimnya diduga menyesatkan. Data yang tidak “up to date” seperti teknologi panel surya yang ditampilkan memiliki efisiesi konversi sebesar 8% yang pada tahun 2020 nilai efisiensi dari panel surya sudah mencapai 15-20%. 

Meskipun film ini terdapat data yang tidak tepat, ada beberapa klaimnya yang disetujui oleh para ilmuwan. Film ini berkesimpulan masalah utama dari kerusakan iklim adalah pemenuhan kebutuhan energi yang tinggi akibat membludaknya populasi manusia. Pertumbuhan populasi manusia yang membludak pada abad ke 20 membuat kebutuhan manusia akan energi semakin besar dan merusak iklim. “Bahwa manusia harus hidup dalam batas alami bumi”. ***Bowo Andrea

Related posts

Badak Putih Kenya : Spesies Badak yang Hanya Tersisa Dua Ekor

FTV CHANNEL

Nepal Van Java, Destinasi Wisata di Magelang yang Mendunia

FTV CHANNEL

Jantan Lebih Berbulu !! Inilah Perbedaan Nyamuk Jantan dan Betina yang Menakjubkan

FTV CHANNEL