INFO KAMPUS Kampus Inspiratif

Iyang P-Project Darmawan Akui Industri Film Lesu Akibat Pandemi

BANDUNG, FTV CHANNEL WIDYATAMA.AC.ID – Halo Sobat FTV, kalian sudah tidak asing lagi kan dengan Iyang P-Project. Ya, ia adalah seorang komedian asal Bandung yang pada tahun 1986 turut membidani pembuatan grup parodi Padhyangan Project, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan P-Project.

Di usianya yang setengah baya ini, telah lebih dari separuhnya ia malang melintang di dunia hiburan. Berawal dari operet ketika masih duduk dibangku SMP hingga komedian serta aktor di industri pertelevisian dan perfilman hingga saat ini.

Dengan ekspresi yang ceria dan penuh semangat, ia bertutur tentang dunia komedi di industri televisi dan film yang telah digelutinya tidak kurang dari 3 dekade ini, dalam Kuliah Umum bertajuk Ngobrol Santai Seputar Dunia Komedi dan Film yang diselenggarakan oleh Prodi FTV Fakultas FISIP Universitas Widyatama Bandung pada hari Sabtu (26/6/2021) kemarin.

Dengan bahasanya yang jenaka dan bercampur bahasa sunda, ia mengawali pembicaraan dengan kisah perjalanan hidupnya di dunia entertainment, lalu disusul dengan topik tentang periodisasi komedian dari era 70-an hingga saat ini. Tidak lupa pula, ia menceritakan pakem komedi yang diusung oleh P-Project yang termasuk dalam komedian periode 90-an.

Akting Iyang Darmawan dalam sebuah tayangan sinetron (27/6)

Iyang Darmawan, demikian nama aslinya, juga mengulas tentang industri perfilman yang saat ini sangat terdampak oleh pandemi Covid-19. Faktor utama kelesuan industri film katanya, akibat tidak dapat beroperasinya bioskop di seluruh Indonesia.

Menurut Iyang, dari sudut pandang industri, produsen film tentu tidak mau beresiko. “Jika sebuah film digarap dengan budget 5 milyar rupiah untuk produksi dan promosi, di masa normal, tinggal menghitung berapa jumlah tiket yang harus terjual”, jelas Iyang. “Karena dari 1 tiket kita kebagian 15 ribu rupiah, ya kita butuh 333 ribu penonton untuk mencapai break event point, kata Iyang, mencoba mengilustrasikan sebuah hitungan kembali modalnya sebuah produksi film.

Ia menjelaskan lagi, dimasa pandemi ini, banyak pelaku industri menjual film-filmnya berupa “web series” melalui Layanan OTT (Over The Top yaitu layanan konten berbayar yang ditawarkan langsung kepada konsumennya berupa data, informasi atau multimedia yang berjalan melalui jaringan internet***red). Namun itupun masih belum jelas bagaimana konsepnya, bagaimana membuat film berbiaya murah tapi kuat ceritanya, dan perhitungan bisnisnyapun masih meraba-raba. Film belum sehat, imbuhnya.

Sementara itu, dunia pertelevisian pun akan segera mengalami perubahan dengan bergantinya analog ke digital, lanjut Iyang. Mungkin tayangan akan dijual dengan sistem “pay per view”, ujarnya. Di satu sisi kata Iyang, banyak penonton televisi yang sudah beralih ke medsos. “Harus memilah, mana film dan mana streaming, karena perlakuan produknya pun berbeda“, jelas Iyang sambil menutup rangkaian kuliah umumnya yang menghabiskan waktu 2,5 jam tanpa terasa karena suasana yang terbangun begitu santai walapun isinya “daging” semua.

Kuliah Umum yang dihadiri oleh Dekan Fisip Universitas Widyatama, Dr.Soni A.Nulhaqim, S.Sos.,M.Si dan dipanitiai oleh para dosen FTV, yaitu Kenmada Widjajanto, sebagai moderator, Dela Dwinanti Sumpena sebagai MC dan Ibrahim Adi Surya sebagai Pengatur Audio, akhirnya ditutup sekira pukul 12 siang dengan senyum puas dari para peserta yang sebagian besar adalah mahasiswa Prodi FTV.***RahmanD.

Related posts

Implementasi Kerjasama MBKM, Dosen Prodi FTV FISIP Widyatama Uji Sidang Skripsi Mahasiswa Prodi Ilkom UPN Veteran Jakarta

FTV CHANNEL

Mahasiswa Prodi FTV 2020 Produksi Film Pendek Bergenre Horor Komedi

FTV CHANNEL

Gairahkan Kreativitas, Prodi FTV FISIP Widyatama Adakan Pelatihan Membuat Film Pendek dengan Smartphone di SMK Al Wafa Ciwidey

FTV CHANNEL